testimoni paz dari akademisi pak akung psikologi undip

Testimoni Pelatihan Pengobatan Islami PAZ Al Kasaw, Dari Seorang Akademisi UNDIP

PAZalkasaw.com – Kisah tetang PAZ (Pengobatan Akhir Zaman) …iih serem ya namanya…sudah lama saya baca dan dengar dari dunia maya. Terkhusus tatkala Suhu Anjrah Ari Susanto banyak menuliskannya di sosial media.

Saya banyak menyimak perdebatan di sana. Pro_ kontra, diskusi, bully_membully saya ikuti dalam senyap. Saya tak beropini apapun, tak berkomentar, dan tak menulis apapun tentangnya.

Saya harus menunggu data, mempelajari dan menggali informasi yang lebih lengkap untuk bisa membuat keputusan tentangnya. Sempat hendak langsung mengikuti pelatihan di Semarang, namun qadarullah gagal karena saya harus menguji skripsi 2 mahasiswa. Kasihan mahasiswa jika ujiannya harus tertunda.

Dari kacamata spiritual_religius, memang saya bisa menerima konsepnya. Namun sebagai orang yang sekian tahun banyak terpengaruhi pandangan medis kontemporer, saya merasa harus melakukan telaah dan kajian ulang tentang terapi ini.

Hingga pada beberapa bulan yang lalu, saya memutuskan untuk mencoba sendiri terapinya. Dengan membawa beraneka ragam keluhan, saya dan isteri bersilaturahmi ke Gus Faiz Al Arif yang adalah mantan mahasiswa saya di Fakultas Psikologi Undip.

Kecelakaan Di Masa Silam, Ternyata Memberi Dampak Di Masa Sekarang

Rupa-rupanya efek cedera laka lantas semasa SMA 1995 silam, sebagiannya baru saya rasakan beberapa tahun belakangan ini.

Pelatihan Pengobatan Islami
Gambar 1: Foto bersama pak Akung dan Ustadz Haris Rahimahullah

Sebelum terapi, kami sempat berdiskusi panjang tentang filosofi dan logic pengobatan ini. Kalau dulu saya adalah dosennya, tapi sekarang saya belajar dari mantan mahasiswa saya ini.

Dan qadarullah, alhamdulillah, keluhan tersebut beranjak membaik, meski saya diterapi ‘cuma’ dengan gerakan yang sama sekali tidak menyakitkan. Kayak bukan terapi karena lebih mirip kayak stretching saat pelajaran olah raga dulu, plus ‘engklek’ yang terkesan ‘nggak ilmiah’ itu (hahaha).

Ikut Pelatihan Pengobatan Islami Tidak Harus Membuka Layanan Terapi PAZ, Untuk Keluarga

Lalu, usai itu, saya pun menguatkan azzam untuk ikut pelatihannya agar tidak hanya bisa self terapi untuk diri dan keluarga, syukur bisa menebar manfaat menerapi kolega, teman, saudara, atau sesiapapun yang membutuhkannya, meski kami tidak berencana menjemput rizki darinya.

Tidak tanggung2, saya dan isteri memutuskan mengikuti kelas Basic yang diteruskan dengan kelas advance kasus jantung dan benjolan.

Selama 4 hari kami ‘njegur_nyebur’ mengikuti dan menikmati pelatihan ini, belajar langsung di bawah bimbingan Ustadz Haris Mujahid yang menemukan metode ini, dan dipandu oleh terapis PAZ (kami menyebutnya PAZTrooper) senior yang lebih dahulu menekuni terapi ini.

PAZ adalah Spirit Dakwah, Pemberdayaan Umat, Dan Kebangkitan Dien Islam

Semakin dalam saya mengikuti pelatihan ini, semakin saya memahami bahwa terapi yang dilandasi dan diinspirasi Al Quran dan sunnah ini ternyata bukan sekedar terapi sahaja, tetapi sebuah spirit dakwah, silaturrahmi dan ikhtiar memenangkan serta memberdayakan ummat, untuk menyambut kebangkitan ad dien ini.

Rasa takjub teriring takbir seringkali berkumandang di seantero ruangan pelatihan ketika pasien-pasien dengan keluhan penyakit-penyakit ‘serem’ sekelas jantung, CA, vertigo, osteoporosis, saraf kejepit, dll.

Ternyata cukup diselesaikan dengan stretching kecil dan engklek. Bahkan bisa dijadikan ‘mainan’, disembuhkan, dikambuhkan, terus disembuhkan lagi…Banyak juga testimoni yang dihadirkan dari pasien maupun pasien yang merangkap peserta pelatihan.

Nggak masuk akal???

Ya, semula saya pun menganggapnya sama, sebelum akhirnya saya harus mempercayai semua yang nampak jelas di depan mata.

Saya disuguhi binar kebahagiaan yang sungguh luar biasa indahnya tatkala guru-guru (istilah kami untuk menyebut pasien) yang seakan tak percaya penyakitnya biidznillah telah mulai sirna dengan asbab terapi ini.

Udah dulu ya…to be continued (Harus bersiap ngajar Kelas Psikologi Komunikasi…)
#MYFirstPAZStory #PAZStory #EngklekCommunity

Penulis: Bapak Achmad Mujab Masykur / Kang Akung, dari Psikologi Undip

Nb. Simbol 4 jari itu bukan berarti empat kali rabi. tapi itu tanda bahwa PAZ ini tanpa Obat, tanpa operasi, tanpa jimat, dan tanpa Alat.

 

Bagi yang ingin belajar paz online, bisa daftar DI SINI

 

….

Leave a Reply

Your email address will not be published.